Menurut Ifan Shofia, Pembina Karang Taruna Pemuda Menyawak Desa Krasak, sejarah Desa Krasak berasal cerita para sesepuh, yakni nama Krasak yang berasal dari peristiwa ketika rombongan kerajaan yang beristirahat di wilayah ini mendengar suara unik “krasak-krasak” dari seekor biawak (Aristyan, 2025).
Oleh karena itu, biawak menjadi identitas dari Desa Krasak yang diwujudkan melalui berbagai simbol dan ikon desa, termasuk patung biawak yang kini menjadi penanda serta daya tarik khas wilayah tersebut.
KENAPA MONUMEN MENYAWAK DIBANGUN??
Gagasan pembangunan Tugu Biawak muncul dari Karang Taruna Desa Krasak yang ingin menciptakan karya seni dan simbol Desa untuk menjaga kelestarian lingkungan di wilayah Desa Krasak terutama kelestarian Hewan Menyawak (Biawak).
Menyawak (Biawak) dipilih sebagai objek patung karena Menyawak menjadi simbol Desa yaitu Krasak Menyawak, dan nama Karang Taruna yaitu Pemuda Menyawak, mengingat di desa Krasak terdapat satu bangunan bersejarah yaitu jembatan menyawak yang dibangun oleh masa pemerintahan hindia belanda sekitar tahun 1908 M.
Setelah mendapatkan ide, Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, memberikan mandat langsung kepada Rejo Arianto untuk merealisasikan patung Menyawak (biawak).
Rejo Arianto, seniman lokal Wonosobo, diberi tugas untuk membuat patung Menyawak (biawak) yang kemudian ini jadi ikon baru di wilayah tersebut.
Tugu Menyawak (Biawak) bertujuan untuk mengangkat dan melestarikan identitas lokal Desa Krasak, terutama keberadaan Menyawak (biawak) yang sering dijumpai di wilayah tersebut.
Tugu ini diharapkan dapat menjadi simbol kebanggaan bagi warga masyarakat Desa Krasak dan warga Wonosobo secara keseluruhan.
Keberadaan tugu biawak diharapkan dapat menarik minat masyarakat Desa Krasak maupun luar daerah untuk datang ke Wonosobo.
Dengan adanya tugu ini, masyarakat diingatkan tentang pentingnya menjaga ekosistem dan kelestarian flora dan fauna, termasuk Menyawak (biawak) sebagai bagian dari keseimbangan alami di lingkungan sekitar sebagai predator alami di ladang/persawahan.
- Kolaborasi Pemerintah & Warga
Pembangunan tugu ini merupakan hasil kolaborasi antara karang taruna, seniman lokal, dan masyarakat setempat.
Tugu menyawak (biawak) dibangun dengan anggaran yang relatif terbatas namun dengan hasil yang berkualitas dan realistis.
Selama proses pembangunan, warga setempat turut membantu dalam berbagai aspek mulai dari tenaga hingga dukungan logistik.
- Ajakan Kepedulian Lingkungan
Masyarakat diajak melestarikan Menyawak (biawak) agar tidak punah, serta menjaga habitatnya agar tetap lestari sebagai kekayaan fauna lokal.
Sumber:
Aristyan. A. (2025). Sejarah Patung Biawak Desa Krasak Wonosobo yang Kini Viral. diakses dari https://emmanus.com/sejarah-patung-biawak-desa-krasak-wonosobo-yang-kini-viral/